Anak adalah nikmat Allah yang tak ternilai dan pemberian
yang tak terhingga. Tidak ada yang lebih tahu besarnya karunia ini selain orang
yang tidak tahu atau belum memiliki anak. Kita lihat mereka ke sana kemari
mencurahkan tenaga, waktu dan biaya dalam usaha dan berobat untuk mendapatkan
anak.
Nikmat yang agung berupa anak ini merupakan amanah bagi dua
orang tua, yang kelak akan
diminta pertanggungjawabannya, apakah keduaya telah
menjaganya atau justru menyia-nyiakannya. Rasulullah bersabda “setiap kalian adalah pemimpn, dan setiap
kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang Imam adalah pemimpin dan
dia akan tanya tentang kepemimpinannya, dan seorang laki-laki adalah pemimpin
dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya” (Muttafaq
‘alaih)
Mengenai besarnya tanggungjawab dalam mendidik anak, maka
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah telah menyatakan, “Barang siapa yang melalaikan pendidikan anaknya,yakni dengan tidak
mengajarkan hal-ha yang bermanfaat, membiarkan mereka terlantar, maka
sesungguhnyya dia telah berbuat buruk yang teramat sangat. Mayoritas anak yang
jatuh di dalam kerusakan tidak lain karena kesalahan orang tuanya dan tidak
adanya perhatian terhadap anak-anak tersebut. Juga tidak mengajarkan kepada
mereka kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya, mereka terlantarkan anaknya
semenjak kecil, sehingga mereka tak dapat memberikan manfaat kepada diri
sendiri dan orangtuanya, manakala mereka telah tua.”
Untuk itu para orang tua selayaknya memperhatikan
masalah-masalahh penting seputar pendidikan anak. Diantara yang patut untuk
kita renungkan adalah hal-hal berikut:
Tumbuhkan jiwa kehambaa
Pada dasarnya tujuan pokok dalam mendidik anak adalah untuk
menumbuhkan dan membangkitkan jiwa kehambaan dalam diri mereka. Menyiramkan
dalam jiwa mereka dan senantiasa membiasakan sikap tersebut. Merupakan nikmat
Alah adalah bahwa mereka diciptakan dalam keadaan fitrah Islam, sehingga yang
dibutuhkan adalah menjaga, mengontrol dan memperhatikan agar tidak menyimpang
dari fitrahnya.
Mendidik Anak adalah Ibadah
Seorang ayah dan ibu tatkala mendidik anak memberi nafkah,
menjaga hingga larut malam, mengawasi dan mengajar mereka, maka saat itu dia
sedang melakukan ibadah kepada Allah. Bahkan ketika mengajak bergurau dan
bercanda juga termasuk ibadah, jika memang diniatkan untuk itu.
Memberi nafkah kepada keluarga –seagaimana dalam hadits
riwayat Imam Muslim- adalah termasuk ibadah dan bahkan pahalanya sangat besar
melebihi infak kepada selainnya. Dan dalam hadits muttafaq ‘alaih Rasulullah
bersabda “Jika seseorang memberi nafkah
kepada keluarganya dengansuatu nafkah untuk mengharap ridho Allah dalam nafkah
tersebut, maka dia mendapat pahala shadaqoh.”
Ikhlas dalam mendidik anak
Orang tua dituntut untuk ikhlas dalam mendidik anak. Jangan sampai
pendidikan anak semata-mata hanya diniatkan untuk tujuan duniawi, menyekolahkan
mereka hanya sekedar untu meraih gelar dan ijazah. Karena tidak diragukan lagi
bahwa kebaikan dalam mendidik anak adalah yang diniatkan untuk mencari pahala
di sisi Allah. Adapun yang selain itu (seperti
profesi, pekerjaan yang mapan, kedudukan dan sebagainya) akan ikut
dengan sendirinya, bukan tujuan satu-satunya.
Jangan lupakan Do’a
Doa adalah ibadah. Para Nabi dan Rasu telah berdoa untuk
kebaikan anak dan istri-istri mereka dengan doa-doa yang diabadikan dalam
al-Qur’an. Berapa banyak orang yang tersesat, akhirnya mendapatkan petunjuk
dengan sebab doa, dan juga amat banyak doa yang mempercepat dan mempersingkat
proses pendidikan.
Mencari penghasilan yang halal
Kewajiban orang tua yaitu selalu berusaha mencari harta yang
halal dan menjauhi segala yang syubhat apa lagi yang haram seperti mencuri,
riba, suap dan lain sebagainya.
Teladan yang baik
Teladan yang baik merupakan keharusan dalam sebuah proses
pendidikan. Sebab bagaimana mungkin seorang ayah dan ibu senantiasa menganjurkan dan menyuruh
anaknya sholat, tapi dia sendiri tidak melakukannya?
Maka orang tua hendaknya memberi teladan yang baik kepada
anak-anaknya. Karena ketika seseorang memulai suatu amal kebaikan kemudian ada
orang lain yang mengikutinya, maka dia mendapat pahala (seperti) orang yang
mengikutinya.
Memilih metode yang terbaik
Orang tua terkadang perlu mengetahui masalah-masalah yang
berkaitan dengan pengetahuan umum dan memahami secara detail berbagai metode
pendidikan yang terbaik. Jika perlu, minta pertimbangan kepada orang-ornag yang
ahli dalam bidang pendidikan, mendengarkan kaset atau membaca buku-buku tentang
pendidikan.
Sabar
Seseorang terkadang kurang memperhatikan masalah kesabaran,
padahal ketidaksabaran akan menjadi penghalang bagi suksesnya pendidikan anak. Kita
hendaknya bersabar terhadap teriakan anak, sabar ketika anak sakit, sabar dalam
memberi pengarahan, sabar ketika mengantar anak ke sekolah, sabar ketika
berjalan bersama menuju masjid dan lain sebagainya/ jangan mudah marah, emosi,
bosan dan putus asa.
Orang tua hanya diperintahkan untuk memberikan pendidikan
kepada anak. Adapun hidayah di tangan Alah. Maka hendaklah dia mencurahkan
segenap kemampuan dan mencari segala sebab yang mengantarkan pada kesuksesan,
serta jangan lupa tetap bersabar.
Menekankan sholat
Sholat adalah kewajiban paling penting dan rukun terbesar
dalam Islam setelah mengucap dua kalimat syahadat. Maka hendaklah setiap musim
selalu menekankan dan memperhatikan masalah sholat ini, baik terhadap diri
sendiri maupun anak-anak. Dalam hadits Nabi bersabda.
“Perintahkan anak-anak
kalian sholat saat mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka jika
meninggalkannya ketika berumur sepuluh tahun”
Perhatikan bakat dan kemampuan anak
Orang tua hendaknya memperhatikan kelebihan, bakat dan
perbedaan masing-masing anak dan bersikaplah adil terhadap mereka. Sebagian orang
tua terkadang tidak memperhatikan kelebihan dan bakat anaknya, sehingga bakat
mereka sia-soa dan tidak tersalurkan dengan baik. Ada di antara anak yang kuat
hafalannya, namun hanya diajarkan menghafal nyanyian saja. Padahal jika
diajarkan untuk menghafal al-Qur’an itu jauh lebih baik.
Tanamkan cinta kepada Allah
Tanamkan rasa pengagungan, kecintaan dan tauhid (pengesaan)
kepada Allah dalam anak. Peringatkan mereka dari berbagai kesalahan dalam hal
akidah dan keyakinan, jangan sampai mereka terjerumus di dalamnya. Biasakan pula
agar mereka melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar.
Memilih teman yang baik
Rasulullah bersabda, “Seseorang
itu tergantung pada perilaku dan kebiasaan temannya, maka salah seorang dari
kalian hendaknya memperhatikan dengan siapa akan berteman” (HR. Ahmad)
Luangkan waktu
Sesibuk apapun kita, maka jangan lupa luangkan waktu untuk
anak-anak dan keluarga. Jadikan rumah sebagai oase iman, yang di dalamnya
diajarkan sirah rasul, Kitabullah dan berbagai aktivtas yang positif. Jika suatu
saat –karena banyak urusan- orang tua tidak sempat memperhatkan anak-anak, maka
hendaknya berusaha mencari waktu luang untuk memperhatikan mereka serta
memberikan hak-hak mereka.
Semoga Allah memberikan kepada kita semua keturunan yang
shalih, yang mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat, amin
ya Rabbal ‘alamin.
Dikutip dari buletin LP2A Sendangadi, Edisi 5 Agustus
2013 yang bersumber dari buletin “Washaya Litarbiyatil Abnaa’, Abdul Malik
al-Qasim dengan meringkas (Ibnu Djawari).”
0 comments:
Post a Comment