Pages

Friday, October 11, 2013

Wasiat Seputar Pendidkan Anak

Anak adalah nikmat Allah yang tak ternilai dan pemberian yang tak terhingga. Tidak ada yang lebih tahu besarnya karunia ini selain orang yang tidak tahu atau belum memiliki anak. Kita lihat mereka ke sana kemari mencurahkan tenaga, waktu dan biaya dalam usaha dan berobat untuk mendapatkan anak.

Nikmat yang agung berupa anak ini merupakan amanah bagi dua orang tua, yang kelak akan
diminta pertanggungjawabannya, apakah keduaya telah menjaganya atau justru menyia-nyiakannya. Rasulullah bersabda “setiap kalian adalah pemimpn, dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang Imam adalah pemimpin dan dia akan tanya tentang kepemimpinannya, dan seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya” (Muttafaq ‘alaih)

Mengenai besarnya tanggungjawab dalam mendidik anak, maka Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah telah menyatakan, “Barang siapa yang melalaikan pendidikan anaknya,yakni dengan tidak mengajarkan hal-ha yang bermanfaat, membiarkan mereka terlantar, maka sesungguhnyya dia telah berbuat buruk yang teramat sangat. Mayoritas anak yang jatuh di dalam kerusakan tidak lain karena kesalahan orang tuanya dan tidak adanya perhatian terhadap anak-anak tersebut. Juga tidak mengajarkan kepada mereka kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya, mereka terlantarkan anaknya semenjak kecil, sehingga mereka tak dapat memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orangtuanya, manakala mereka telah tua.

Untuk itu para orang tua selayaknya memperhatikan masalah-masalahh penting seputar pendidikan anak. Diantara yang patut untuk kita renungkan adalah hal-hal berikut:

Tumbuhkan jiwa kehambaa
Pada dasarnya tujuan pokok dalam mendidik anak adalah untuk menumbuhkan dan membangkitkan jiwa kehambaan dalam diri mereka. Menyiramkan dalam jiwa mereka dan senantiasa membiasakan sikap tersebut. Merupakan nikmat Alah adalah bahwa mereka diciptakan dalam keadaan fitrah Islam, sehingga yang dibutuhkan adalah menjaga, mengontrol dan memperhatikan agar tidak menyimpang dari fitrahnya.

Mendidik Anak adalah Ibadah
Seorang ayah dan ibu tatkala mendidik anak memberi nafkah, menjaga hingga larut malam, mengawasi dan mengajar mereka, maka saat itu dia sedang melakukan ibadah kepada Allah. Bahkan ketika mengajak bergurau dan bercanda juga termasuk ibadah, jika memang diniatkan untuk itu.
Memberi nafkah kepada keluarga –seagaimana dalam hadits riwayat Imam Muslim- adalah termasuk ibadah dan bahkan pahalanya sangat besar melebihi infak kepada selainnya. Dan dalam hadits muttafaq ‘alaih Rasulullah bersabda “Jika seseorang memberi nafkah kepada keluarganya dengansuatu nafkah untuk mengharap ridho Allah dalam nafkah tersebut, maka dia mendapat pahala shadaqoh.

Ikhlas dalam mendidik anak
Orang tua dituntut untuk ikhlas dalam mendidik anak. Jangan sampai pendidikan anak semata-mata hanya diniatkan untuk tujuan duniawi, menyekolahkan mereka hanya sekedar untu meraih gelar dan ijazah. Karena tidak diragukan lagi bahwa kebaikan dalam mendidik anak adalah yang diniatkan untuk mencari pahala di sisi Allah. Adapun yang selain itu (seperti  profesi, pekerjaan yang mapan, kedudukan dan sebagainya) akan ikut dengan sendirinya, bukan tujuan satu-satunya.

Jangan lupakan Do’a
Doa adalah ibadah. Para Nabi dan Rasu telah berdoa untuk kebaikan anak dan istri-istri mereka dengan doa-doa yang diabadikan dalam al-Qur’an. Berapa banyak orang yang tersesat, akhirnya mendapatkan petunjuk dengan sebab doa, dan juga amat banyak doa yang mempercepat dan mempersingkat proses pendidikan.


Mencari penghasilan yang halal
Kewajiban orang tua yaitu selalu berusaha mencari harta yang halal dan menjauhi segala yang syubhat apa lagi yang haram seperti mencuri, riba, suap dan lain sebagainya.

Teladan yang baik
Teladan yang baik merupakan keharusan dalam sebuah proses pendidikan. Sebab bagaimana mungkin seorang ayah dan  ibu senantiasa menganjurkan dan menyuruh anaknya sholat, tapi dia sendiri tidak melakukannya?
Maka orang tua hendaknya memberi teladan yang baik kepada anak-anaknya. Karena ketika seseorang memulai suatu amal kebaikan kemudian ada orang lain yang mengikutinya, maka dia mendapat pahala (seperti) orang yang mengikutinya.

Memilih metode yang terbaik
Orang tua terkadang perlu mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan pengetahuan umum dan memahami secara detail berbagai metode pendidikan yang terbaik. Jika perlu, minta pertimbangan kepada orang-ornag yang ahli dalam bidang pendidikan, mendengarkan kaset atau membaca buku-buku tentang pendidikan.

Sabar
Seseorang terkadang kurang memperhatikan masalah kesabaran, padahal ketidaksabaran akan menjadi penghalang bagi suksesnya pendidikan anak. Kita hendaknya bersabar terhadap teriakan anak, sabar ketika anak sakit, sabar dalam memberi pengarahan, sabar ketika mengantar anak ke sekolah, sabar ketika berjalan bersama menuju masjid dan lain sebagainya/ jangan mudah marah, emosi, bosan dan putus asa.
Orang tua hanya diperintahkan untuk memberikan pendidikan kepada anak. Adapun hidayah di tangan Alah. Maka hendaklah dia mencurahkan segenap kemampuan dan mencari segala sebab yang mengantarkan pada kesuksesan, serta jangan lupa tetap bersabar.

Menekankan sholat
Sholat adalah kewajiban paling penting dan rukun terbesar dalam Islam setelah mengucap dua kalimat syahadat. Maka hendaklah setiap musim selalu menekankan dan memperhatikan masalah sholat ini, baik terhadap diri sendiri maupun anak-anak. Dalam hadits Nabi bersabda.
Perintahkan anak-anak kalian sholat saat mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka jika meninggalkannya ketika berumur sepuluh tahun

Perhatikan bakat dan kemampuan anak
Orang tua hendaknya memperhatikan kelebihan, bakat dan perbedaan masing-masing anak dan bersikaplah adil terhadap mereka. Sebagian orang tua terkadang tidak memperhatikan kelebihan dan bakat anaknya, sehingga bakat mereka sia-soa dan tidak tersalurkan dengan baik. Ada di antara anak yang kuat hafalannya, namun hanya diajarkan menghafal nyanyian saja. Padahal jika diajarkan untuk menghafal al-Qur’an itu jauh lebih baik.

Tanamkan cinta kepada Allah
Tanamkan rasa pengagungan, kecintaan dan tauhid (pengesaan) kepada Allah dalam anak. Peringatkan mereka dari berbagai kesalahan dalam hal akidah dan keyakinan, jangan sampai mereka terjerumus di dalamnya. Biasakan pula agar mereka melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar.
Memilih teman yang baik
Rasulullah bersabda, “Seseorang itu tergantung pada perilaku dan kebiasaan temannya, maka salah seorang dari kalian hendaknya memperhatikan dengan siapa akan berteman” (HR. Ahmad)

Luangkan waktu
Sesibuk apapun kita, maka jangan lupa luangkan waktu untuk anak-anak dan keluarga. Jadikan rumah sebagai oase iman, yang di dalamnya diajarkan sirah rasul, Kitabullah dan berbagai aktivtas yang positif. Jika suatu saat –karena banyak urusan- orang tua tidak sempat memperhatkan anak-anak, maka hendaknya berusaha mencari waktu luang untuk memperhatikan mereka serta memberikan hak-hak mereka.


Semoga Allah memberikan kepada kita semua keturunan yang shalih, yang mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat, amin ya Rabbal ‘alamin.


Dikutip dari buletin LP2A Sendangadi, Edisi 5 Agustus 2013  yang bersumber dari buletin “Washaya Litarbiyatil Abnaa’, Abdul Malik al-Qasim dengan meringkas (Ibnu Djawari).
 

0 comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About