Pages

Wednesday, June 26, 2013

Sayangi Telinga Anda

Kita dapat melihat seseorang buta dengan melihat matanya, namun kita tidak tahu seseorang tuli dengan melihat telinganya. Tahukah Anda bahwa ada kebiasaan sehari-hari yang dapat membahayakan telinga Anda seperti mendengar musik lewat earphone terlalu lama, membuang ingus keras-keras saat flu atau membersihkan telinga dengan cotton bud ?
Waspadai 5 gejala awal telinga yang bermasalah, yaitu :


1.    Gatal pada liang telinga
Rasa gatal merupakan gejala awal adanya peradangan pada liang telinga atau kerap disebut swimmer’s ear atau otitis externa
Kondisi ini biasanya muncul akibat kebiasaan mengorek liang telinga terlalu sering. Selain rasa gatal, penderita swimmer’s ear biasanya juga merasakan sakit pada telinga saat mengunyah, kualitas pendengaran menurun dan nyeri saat tonjolan di depan liang telinga ditekan atau saat daun telinga ditarik perlahan. Semuanya itu terjadi karena kondisi liang telinga menjadi sempit akibat peradangan. Menurut eMedicinehealth bakteri yang sering menimbulkan swimmer’s ear ini adalah Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa.
Liang telinga diciptakan tidak terlalu lebar untuk mencegah benda asing masuk ke dalamnya. Selain itu pada sepertiga bagian luar liang telinga terdapat lapisan serumen (ear wax) yang menciptakan lingkungan asam di daerah itu sehingga bakteri tidak dapat hidup. Menurut dokter Harun Priyono, Sp. THT-KL, bila serumen ini menipis atau terdesak terlalu dalam, kondisi liang menjadi basa sehingga mudah lembab dan jamurpun tumbuh subur. Untuk menghindari hal tersebut, tinggalkan kebiasaan menggunakan sabun untuk membersihkan telinga. Agar telinga tetap kering, miringkan kepala usai mandi atau berenang atau gunakan penutup telinga. Dokter Harun juga tidak menyarankan siapapun untuk membersihkan liang telinganya sendiri, karena hanya bagian luar dari liang telinga  saja yang perlu dibersihkan padahal seseorang tidak dapat melihat  ke dalam telinganya sendiri. Akibatnya terdapat resiko mengorek terlalu keras atau terlalu dalam.
Pengobatan dapat dilakukan dengan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik untuk meredakan infeksi serta kortikosteroid untuk mengurangi rasa gatal dan peradangan.
Bahaya (tersembunyi) dari cotton bud

Kotoran telinga yang terambil cotton bud sebenarnya adalah serumen yang berguna sebagai lapisan pelindung dari infeksi jamur dan menghambat pertumbuhan bakteri di liang telinga. Dalam keadaan normal, telinga mempunyai mekanisme self cleaning. Serumen beserta serpihan kulit telinga akibat pergantian sel akan menuju bagian terluar telinga dengan sendirinya. Bagian yang aman untuk dibersihkan hanya daun telinga dan lubang terluar. Mengorek lubang telinga dalam-dalam justru mendesak serumen masuk ke arah gendang telinga.
2.    Keluar cairan dari telinga
Ada dua jenis cairan yang keluar dari telinga
a.    Cairan encer dan bening – berasal dari luka yang terdapat pada kulit liang telinga
b.    Cairan lengket dan kental – berasal dari infeksi di belakang gendang telinga atau disebut infeksi telinga tengah—yg dapat menjurus pada ketulian.
Pemicunya : flu, sinus dan radang tenggorokan
Saat badan terserang flu, tuba Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang rongga hidung bengkak sehingga tekanan udara tidak seimbang. Agar telinga tidak terkena imbas flu, usahakan tidak meniup hidung terlalu keras saat membuang lendir.
3.    Terasa tertekan atau penuh
Telinga terasa penuh bila terdapat perbedaan tekanan udara antara telinga bagian tengah dengan udara luar (barotrauma). Keluhan ini sering muncul saat bepergian dengan pesawat terbang atau saat menyelam.
Karena itu tidak disarankan bagi mereka yang sedang menderita flu, sinus, atau radang tenggorokan untuk menyelam atau bepergian dengan pesawat terbang.
Cara untuk mengatasi :
a.    Lakukan gerakan menelan saat pesawat tinggal landas
b.    Lakukan gerakan meniup teknik falsafa saat mendarat—yaitu dengan memencet hidung dan mengatupkan bibir serta melakukan gerakan seperti meniup balon sampai telinga kembali terasa plong.
4.    Berdengung
Dengung pada telinga bukan penyakit melainkan gejala adanya gangguan pada saraf telinga ( tinnitus ). Gangguan ini menyebabkan sel-sel rambut pada telinga tetap menghantarkan aliran listrik ke otak tanpa adanya rangsangan getaran suara.
Tinnitus terjadi  akibat terkena hantaran suara volume tinggi pada waktu lama, infeksi telinga serta benturan atau cedera kepala. Sebagai informasi tambahan tinnitus yang disebabkan suara bising akan hilang dengan sendirinya (asal tidak diulangi terus tentunya)  Menurut medicinenet pemakaian obat bebas yang sembarangan misal aspirin juga dapat menyebabkan tinnitus.
Bila telinga berdengung terjadi terus menerus, mungkin merupakan pertanda awal stroke saraf telinga (Meniere). Penderita diabetes, hipertensi, kadar kolesterol tinggi, penyakit pengentalan darah atau stress berat adalah kelompok yang rentan terkena stroke saraf telinga dimana pembuluh darah pada organ koklea di telinga bagian dalam terganggu. Gejala stroke saraf telinga yang lain adalah pendengaran berkurang dengan disertai vertigo. Bila kondisi ini terjadi segera hubungi dokter THT karena suplai darah dan oksigen harus diusahakan normal dalam 2 minggu atau si penderita tuli permanen
5.    Tuli sesaat
Tuli sesaat adalah pertanda kelelahan pada sel-sel rambut yang bertugas sebagai pengantar suara akibat keadaan bising terus menerus. Dokter Harun menyebutkan batas maksimal volume yang diperbolehkan bagi pendengaran yang paling aman adalah 1 jam. Setelah itu telinga perlu diistirahatkan 30 – 60 menit untuk mengembalikan fungsi sel rambut telinga menjadi normal. Oleh karena itu penggunaan earphone perlu diwaspadai karena 100% energi suara disalurkan langsung ke liang telinga.

sumber : http://infosehat09hartonoprasetyo.wordpress.com/2009/12/08/sayangi-telinga-anda/

0 comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About